MAKALAH
PROBLEMATIKA PENDIDIKAN MATEMATIKA
SULITNYA MEMBEDAKAN SOAL CERITA FPB
DENGAN KPK PADA SISWA TINGKAT SEKOLAH
DASAR

OLEH
WILDA
SYAM TONRA
( 127785006 )
PROGRAM
PASCA SARJANA
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
2012
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin pesat telah membawa implikasi
perubahan dalam dunia pendidikan. Segala perubahan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat membuat dunia pendidikan terus menyesuaikan diri, berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Dunia pendidikan sangat terkait dengan
siswa sebagai peserta didik yang merupakan subjek utama dalam pendidikan. Siswa harus dibekali dengan pengetahuan,
keterampilan,
dan sikap yang memungkinkannya untuk mandiri, sehingga dapat memberikan
kontribusi yang bermanfaat bagi pembangunan bangsa dan negara.
Matematika mempunyai peranan yang sangat besar dalam
mengembangkan kemampuan berpikir manusia. Sebagai salah satu ilmu dasar,
matematika memegang peranan penting dalam penguasaan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Matematika merupakan salah satu mata
pelajaran yang diajarkan pada siswa jenjang pendidikan, baik pendidikan umum
maupun pendidikan kejuruan, mulai dari
pendidikan dasar sampai perguruan tinggi. Untuk itu pengembangan
pembelajaran matematika sangat dibutuhkan karena keterkaitan dengan penanaman
konsep pada siswa yang nantinya para siswa tersebut juga ikut andil dalam
pengembangan matematika lebih lanjut ataupun dalam pengaplikasian matematika
dalam kehidupan sehari – hari. Konsep-konsep
matematika berawal dari aktifitas manusia yang selanjutnya disadari dan
dikembangkan menjadi suatu pengetahuan yang selanjutnya digunakan
untuk membantu manusia menyelesaikan
masalah. Karena itu belajar matematika hendaknya dipandang sebagai aktivitas
manusia (human activity) Freudenthal (dalam Sabandar, 2007 : 169).
Diantara masalah yang timbul karena kurangnya
pemahaman konsep siswa tentang pokok
bahasan, dalam hal ini pemakalah mengambil contoh konsep tentang FPB dan KPK, pemakalah
sengaja mengangkat masalah tersebut karena ketika pemakalah pernah terjun
langsung melihat aktivitas siswa di kelas, siswa masih mengalami kesulitan
dalam membedakan apakah soal yang diberikan oleh gurunya adalah soal FPB atau
KPK.
Dalam latihan mengerjakan soal, umumnya siswa sering
dihadapkan pada bentuk soal cerita yang terkait dengan kehidupan sehari-hari
atau dunia nyata anak. Namun, justru soal bentuk cerita itulah yang selalu
tidak mudah dipahami atau diselesaikan siswa. Bahkan kesulitan soal cerita
sebenarnya bukanlah monopoli murid dan guru di Indonesia, tetapi memang gejala
umum dalam pelajaran matematika yang kurang menekankan analisis (Soedjadi,2001:
65).
B. Tujuan Pembuatan Makalah
Adapun
tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mendeskripsikan kesulitan dalam
membedakan soal cerita FPB dan KPK pada siswa tingkat sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
soal cerita
Abidin
(1989: 10) mengemukakan bahwa soal cerita adalah soal yang disajikan dalam
bentuk cerita pendek. Cerita yang diungkapkan dapat merupakan masalah kehidupan
sehari–hari atau masalah lainnya. Bobot masalah yang diungkapkan akan
mempengaruhi panjang pendeknya cerita tersebut.
Selanjutnya, Haji (1994: 13) mengemukakan bahwa soal yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang studi matematika dapat berbentuk soal cerita dan bukan soal cerita/soal hitungan. Soal cerita merupakan modifikasi dari soal–soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa.
Penyajian soal dalam bentuk cerita merupakan usaha menciptakan suatu cerita untuk menerapkan konsep yang sedang dipelajari sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Biasanya siswa akan lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah atau soal-soal yang ada hubungannya dengan kehidupannya. Siswa diharapkan dapat menafsirkan kata-kata dalam soal, melakukan kalkulasi dan menggunakan prosedur-prosedur relevan yang telah dipelajarinya.
Selanjutnya, Haji (1994: 13) mengemukakan bahwa soal yang dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan siswa dalam bidang studi matematika dapat berbentuk soal cerita dan bukan soal cerita/soal hitungan. Soal cerita merupakan modifikasi dari soal–soal hitungan yang berkaitan dengan kenyataan yang ada di lingkungan siswa.
Penyajian soal dalam bentuk cerita merupakan usaha menciptakan suatu cerita untuk menerapkan konsep yang sedang dipelajari sesuai dengan pengalaman sehari-hari. Biasanya siswa akan lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah atau soal-soal yang ada hubungannya dengan kehidupannya. Siswa diharapkan dapat menafsirkan kata-kata dalam soal, melakukan kalkulasi dan menggunakan prosedur-prosedur relevan yang telah dipelajarinya.
Soal cerita
melatih siswa berpikir secara analisis, melatih kemampuan menggunakan tanda
operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian), serta
prinsip-prinsip atau rumus-rumus dalam geometri yang telah dipelajari. Disamping
itu juga memberikan latihan dalam menterjemahkan cerita-cerita tentang situasi
kehidupan nyata ke dalam bahasa Indonesia. Sejalan dengan yang dikemukakan
Sugondo (dalam Syamsuddin, 2003: 226) bahwa latihan memecahkan soal cerita
penting bagi perkembangan proses secara matematis, menghargai matematika
sebagai alat yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah, dan akhirnya anak akan
dapat menyelesaikan masalah yang lebih rumit.
B.
FPB dan KPK
1. FPB
Faktor persekutuan terbesar (FPB) dari
dua bilangan adalah faktor persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang nilainya
paling besar.
Langkah-langkah
pengerjaan FPB adalah:
a. Menentukan
faktorisasi prima dari bilangan-bilangan itu
b. Mengambil
faktor yang sama dari bilangan-bilangan itu
c. Jika
faktor yang sama pangkatnya berbeda, ambillah faktor yang pangkatnya terkecil.
Contoh
:
Tentukan FPB dari bilangan 18 dan 24!
Jawab : Faktor 18 = {1, 2,
3, 6, 9, 18}
Faktor 24 = {1, 2, 3,
4, 6, 8, 12, 24}
Faktor persekutuan dari 18 dan 24 = { 1, 2, 3,
6}
FPB dari 18 dan 24 = 6
2. KPK
Kelipatan persekutuan terkecil (KPK) dari
dua bilangan adalah kelipatan persekutuan bilangan-bilangan tersebut yang
nilainya paling kecil.
Langkah-langkah
menentukan KPK:
a. Tentukan
faktorisasi prima dari bilangan-bilangan tersebut
b. Ambillah
semua faktor yang sama atau tidak sama dari bilangan-bilangan tersebut.
c. Jika
faktor yang sama memiliki pangkat yang berbeda, ambillah faktor yang pangkatnya
terbesar.
Contoh:
Tentukan KPK dari bilangan 15 dan 20!
Jawab:
Kelipatan
15 =
{15, 30, 45, 60, 75, 90, 105, 120, …}
Kelipatan
20 =
{20, 40, 60, 80, 100,120, …}
Kelipatan persekutuan dari 15 dan 20 =
{60, 120, ….}
KPK dari 15 dan 20 = 60.
C.
Kesulitan
siswa membedakan soal cerita FPB dengan KPK dan cara mengatasinya.
Kesulitan siswa
membedakan soal cerita FPB dan KPK terletak pada model soalnya. Siswa terkadang
menerka-nerka terlebih dahulu apakah soal cerita yang diberikan tersebut adalah
soal FPB atau KPK. Sehingga siswa dapat menjawab salah apabila salah dalam
menginterpretasikan soal walaupun pada dasarnya, cara kerja mencari FPB dan KPK
nya benar. Hal ini sangat berakibat fatal, oleh karenanya guru harus menanamkan
konsep FPB dan KPK itu seperti apa, sehingga siswa dapat menyelesaikan soal
cerita FPB dan KPK dengan tepat dan benar.
Berikut
adalah cara membedakan antara soal cerita FPB dan KPK:
1. Penanaman
konsep bahwa FPB itu adalah faktor atau pembagi, sehingga nilainya kecil.
Sedangkan KPK itu adalah kelipatan, yang tentunya nilainya besar. Sehingga
dapat ditarik kesimpulan bahwa di dalam soal yang dikerjakan, nilai KPK nya
pasti lebih besar dari pada nilai FPB nya.
2.
Lihat model soalnya
jika soal FPB, tiap bilangan yang muncul bukan
bilangan prima. Misalnya: ada 144 kue dan 84 kado dibagi ke beberapa orang sama
rata. Berapa yang akan kebagian ?
jika soal KPK biasanya ada kata “setiap”. Misalnya :
pintu A terbuka setiap 3 menit sekali, pintu B terbuka setiap 5 menit sekali,
maka keduanya akan terbuka bersamaan pada saat?
3.
Memberikan latihan pada anak, agar peka untuk bisa
membedakan soal cerita tentang FPB dengan KPK
Contoh soal:
Ada suatu
permasalahan seperti disebutkan di bawah ini :
Bejo
dan Untung sama-sama ikut les matematika. Bejo masuk setiap 4 hari sekali,
sedangkan Untung masuk setiap 6 hari sekali. Jika hari ini mereka masuk les
bersama-sama, berapa hari lagi mereka masuk les bersama-sama dalam waktu
terdekat?
Bagaimana
cara menyelesaikan permasalahan di atas? Mari kita selesaikan bersama-sama.
Berikut adalah urutan jadwal Bejo dan Untung masuk les setelah hari ini.
Bejo
|
4 hari
lagi
|
8 hari
lagi
|
12 hari lagi
|
16 hari
lagi
|
........
|
Untung
|
6 hari
lagi
|
12 hari lagi
|
18 hari
lagi
|
24 hari
lagi
|
........
|
Jadi,
mereka akan kembali masuk les bersama-sama dalam 12 hari lagi.
Dari
permasalahan tersebut di atas apa yang dapat kita simpulkan? 12 adalah KPK dari
4 dan 6. jadi, penyelesaian permasalahan diatas menggunakan KPK.
Sekarang kita kerjakan soal tersebut dengan cara
penyelesaian KPK :
Penyelesaian :
KPK dari 4 dan 6
4
|
6
|
|
2
|
2
|
3
|
2
|
1
|
3
|
3
|
1
|
1
|
KPK dari 4, 6, dan 8= 2 x 2 x 3
= 22
x 3
=
4 x 3
=
12
Jadi
mereka akan masuk les bersama-sama dalam 12 hari lagi.
Sekarang
ada persoalan baru seperti di bawah ini, mari kita selesaikan :
Dalam
rangka merayakan hari ulang tahunnya, Angel membagikan 75 buku tulis dan 50
pensil kepada anak-anak yatim piatu. Setiap buku tulis dan pensil akan
dibagikan kepada anak-anak dengan jumlah yang sama banyak.
a.
Berapa anak yatim yang bisa mendapatkan buku tulis dan pensil?
b.
Berapa buku tulis dan pensil untuk masing-masing anak?
Bagaimana
cara menyelesaikan permasalahan kali ini? Mari kita selesaikan bersama-sama.
·
Ada 75 buku tulis.
Agar setiap
anak mendapat bagian yang sama banyak, maka buku tulis tersebut dapat dibagikan
kepada :
1 anak, 3 anak, 5 anak, 15 anak, 25 anak, atau 75 anak
·
Ada 50 pensil.
Agar setiap
anak mendapat bagian yang sama banyak, maka pensil tersebut dapat dibagikan
kepada :
1 anak, 2 anak, 5 anak, 10 anak, 25 anak, atau 50 anak
Jika setiap
buku tulis dan pensil dibagikan kepada anak-anak dengan jumlah yang sama
banyak, maka buku tulis dan pensil tersebut dapat dibagikan kepada 1 anak, 5
anak, atau 25 anak.
Jadi,
penyelesaian masalah di atas adalah sebagai berikut :
a.
Banyak anak yatim yang
mendapatkan buku tulis dan pensil dengan bagian yang sama, paling banyak 25
anak.
b.
Setiap anak mendapatkan :
buku tulis = 75 : 25 = 3
pensil = 50 : 25 =
2.
Jika kamu
perhatikan dengan seksama, 25 adalah FPB dari 75 dan 50. Jadi, penyelesaian
permasalahan di atas dilakukan dengan menggunakan FPB.
Sekarang kita coba dengan penyelesaian FPB :
Penyelesaian :
75
|
50
|
|
5
|
15
|
10
|
5
|
3
|
2
|
3
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
FPB dari 75 dan 50
= 5 x 5 = 25
Jadi Banyak anak
yatim yang mendapatkan buku tulis dan pensil dengan bagian yang sama, paling
banyak 25 anak.
Setiap anak
mendapatkan :
·
buku tulis = 75 : 25 = 3
·
pensil = 50 : 25 = 2.
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1. Penyajian
soal dalam bentuk cerita merupakan usaha menciptakan suatu cerita untuk
menerapkan konsep yang sedang dipelajari sesuai dengan pengalaman sehari-hari.
2. Kesulitan
siswa membedakan soal cerita FPB dan KPK terletak pada model soalnya.
3. Cara
membedakan antara soal cerita FPB dan KPK:
a. Penanaman
konsep bahwa FPB itu adalah faktor atau pembagi, sehingga nilainya kecil.
Sedangkan KPK itu adalah kelipatan,
yang tentunya nilainya besar.
b.
Lihat model soalnya
c.
Memberikan latihan pada anak, agar peka untuk
bisa membedakan soal cerita tentang FPB
dengan KPK
B. Saran
1.
Sebaiknya guru menanamkan konsep terhadap materi
ajarnya terlebih dahulu agar ketika siswa dihadapkan pada soal cerita, siswa
mampu menyelesaikannya dengan baik.
2.
Sebaiknya guru senantiasa memperhatikan
kesulitan-kesultan yang siswa alami ketika belajar matematika.
DAFTAR
PUSTAKA
Abidin, Amin. 1989. Soal
Cerita Matematika. Bandung: Rosda Karya.
Haji, Moch. 1994. Penanaman konsep soal cerita matematika.
Yogyakarta
:
Imperium
Sabandar, Joshua. 2007. Pembelajaran
Matematika Dengan Menggunakan Model Dalam
Pembelajaran Matematika Inovatif. Jakarta:
Ditnaga Dirjen Dikti.
Soedjadi (2001). Diagnosa
Kesulitan Siswa Sekolah Dasar Dalam Belajar Matematika. Team Basic Science
LPTK Dikti.
Syamsuddin, Gani. 2003.
Pedoman Soal Cerita Bahasa Indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.
Salam kenal kak, makasih atas msterinya. Sangat membantu.
BalasHapus